Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2016

Balada Ustazah Nur

Hari masih pagi. Masih belum banyak murid yang hadir di sekolah. Ustazah Nur Saffiyah sengaja berangkat lebih pagi untuk mampir ke klinik kesehatan yang ada di sebelah sekolah. Ia ingin memeriksakan diri, sudah hampir 3 hari ini ia merasa nyeri dan sakit di bagian bawah perut. Terutama di dekat kemaluannya, padahal saat itu ia tidak sedang datang bulan. Tidak biasanya ia begini, karena itulah ia jadi takut. Jangan-jangan ini tanda-tanda kanker rahim, rekan sesama guru pernah mengalaminya. Lebih baik berjaga-jaga daripada terlambat sama sekali. Usia Ustazah Nur sendiri masih muda, berkisar 26 tahun. Baru tahun kemarin menikah dan dikaruniai 1 orang anak. Sekarang bayinya yang baru berusia 2 bulan diasuh oleh ibunya karena tidak mungkin Ustazah Nur membawanya ke sekolah. Selain karena sifatnya yang rendah diri dan baik hati, ibu guru yang satu ini juga dikenal karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Mungkin itu turunan dari ibunya yang berdarah Cina.

(Episode 1) Pesta di Akhir Pekan : Awalnya Biasa Saja

“Sep, lo sabtu-minggu ini ada acara gak?” “Gak ada sih…kenapa emangnyah?” tanya Asep yang heran dengan pertanyaan Reza yang tiba-tiba “Hari Jumat lo ngikut kita deh ke Puncak. Berempat pake motor; gua, lo, Jejen, sama si Ari” jelas Reza. Asep yang sedang sibuk mengepel mempertimbangkan ajakan rekan sesama OB itu. “Kok Jumat? Kan masih masuk kerja? Kalo berangkat sore mah nyampenya malem atuh” “Ya nginep lah, kita ada villa kok. Pulang minggu sore, lumayan kan?” “Wah, lama amat…pasti mahal tuh sewanya. Gak mau ah, gak ada duit” protes Asep “Yee, gak usah bayar…gratis Sep!” jawab Reza “Beneran deh, tanya si Jejen” “Heu-euh Sep, gratis. Bawa badan jeung motor weh maneh” timpal Jejen yang sedang mengelap jendela “Lah terus kita ngapain dua malem nginep di situ berempat doang?” “Ada lah. Ntar juga lo tau” Reza mencoba meyakinkan Asep “Wah, mencurigakan inih mah. Gak mau gua mah ah kalo gak jelas gitu” tukas Asep sambil ngeloyor membawa ember kotornya

(Episode 2) Pesta di Akhir Pekan : Syarat dan Ketentuan Berlaku

Asep tak percaya dengan pemandangan di depan matanya. Eci, Irma, Dita, dan Dinda berdiri berjajar telanjang bulat. Kecuali jilbab di kepala masing-masing yang ujungnya dibelitkan di leher sehingga tidak mengganggu pemandangan dari leher ke bawah. “A..a..ap…” Asep tercekat “Mantep kan bro?” tanya Reza “Pasti langsung ngaceng siah” timpal Ari Celotehan Reza dan Ari tidak didengar Asep. Otaknya masih sibuk memproses pemandangan di depan matanya. Tubuh putih mulus Dita. Tubuh tinggi semampai Irma. Tubuh mungil tapi bohay Eci. Dan tubuh ramping Dinda. Ibarat komputer, otak Asep crash saking banyaknya informasi yang harus diproses. Sementara organ di selangkangan Asep tidak ambil pusing. Tanpa menunggu informasi dari otak, organ itu dengan cuek berdiri mengeras setegak-tegaknya.

(Episode 3) Pesta di Akhir Pekan : Lagi dan Lagi

“Anjrit, lagi? Wah gila ini mah” “Yee bukan pesta atuh kalo cuman satu ronde, Sep” tukas Ari “Mas Asep, kan tadi aku udah bilang, selama di villa ini kalian bebas make tubuh kita, jadi kalo kalian di sini sampe minggu sore ya kita bakal ngentot terus sampe kita pulang” jelas Eci dengan cuek. Asep melongo. Dikiranya acara ngentot rame-rame tadi hanyalah salah satu acara selama di sini. Yah, acara buat malam sementara siangnya mereka ngapain gitu. Tapi terus-terusan ngentot? Gila! Yah, pikir Asep, memang mereka sudah terlanjur gila, tapi sebesar apapun nafsu mereka, mana mungkin stamina mereka bisa mengimbangi

(Episode 4) Pesta di Akhir Pekan : Hari Kedua

Tertidur dalam rasa lelah yang luar biasa, ingatan Asep melayang ke hari pertamanya bekerja. Asep sangat grogi waktu itu. Dia pernah ke perusahaan itu sebelumnya untuk interview, tapi tetap saja rasanya beda. Resepsionis yang cantik menyuruh Asep menunggu di lobi. Senyum manisnya tak mampu mengurangi grogi Asep. Lama menunggu, barulah ada orang dari HRD. Setelah menandatangani kontrak kerja dan sejenisnya, Asep lagi-lagi disuruh menunggu orang dari departemen yang akan ditempati oleh Asep. Diganti rasa kesal disuruh menunggu terus, grogi Asep mulai hilang. Dia mulai berpikir soal tujuan keduanya bekerja selain mencari uang: nyari jodoh. Resepsionis barusan cantik juga, tapi rasanya terlalu tinggi buat Asep. Realistis aja lah, pikirnya. Lebih baik dia mencari yang selevel. Mungkin ada tenaga kebersihan, penjaga kantin atau sejenisnya yang masih single dan lumayan untuk dipacari. Terlalu tinggi buat mengincar para karyawati perusahaan itu, mereka yang minimal sarjana itu mana mau sama As...

(Episode 5) Pesta di Akhir Pekan : Belajar dan Bermain Bersama

Asep hanya bisa mematung. Bisikan Dita sungguh di luar dugaan; butuh waktu lama buat Asep untuk merespon “A-ah..s-saya mah…s-saya…” Asep tak bisa merangkai kata, apalagi dengan Dita yang terus menatapnya sambil tersenyum “Sssst” Dita menaruh telunjuk di atas bibr tipisnya “Di sana aja yuk, Mas Asep” Asep menurut saja ketika Dita menuntun tangannya ke tempat yang agak jauh dari yang lain. Sepanjang jalan pikiran Asep berkecamuk, bagaimanapun mungkin Dita tahu? Asep tak pernah cerita ke siapapun. Atau dia hanya menebak-nebak saja? Mengingat Dita dekat dengan Eci, bahaya kalau dia sampai bilang-bilang ke Eci. Asep harus mencoba menyangkal. Dua manusia berlainan jenis yang telanjang bulat itu sampai di tempat yang diinginkan Dita. Dengan santainya Dita berbaring, mengangkangkan kakinya hingga terlihat memek pink dengan jembut tipisnya.

(Episode 6) Pesta di Akhir Pekan : Hadiah

Sebagai pemenang, Mas Asep bakal dilayanin sama kita bertiga dan Dinda dapat tiga cowok sekaligus!” seru Eci sambil bertepuk tangan “Asik, sama tiga orang sekaligus, akhirnya ngerasain juga!” sorak Dinda bahagia “Beuh, malah seneng dia...Hayu Jen, Ri, kita hajar sama-sama si Dinceu!” balas Reza Dinda dan para cowok lalu sibuk berbalas ledekan. Sementara Asep tentu kecewa. Kalo gini ceritanya mending gak usah menang deh tadi, pikirnya. Tapi kalau mereka kalah pun, ya tetap saja mereka tidak akan berpasangan lagi. Yah, sudahlah. Mungkin memang takdirnya. “Mas Asep gak usah tampang grogi gitu kalee” ujar Dita memecah lamunan Asep “Hmm? O-oh iya Mbak, kaget saya nih sama tiga cewek sekaligus haha” Asep mencoba menutupi kekecewaannya “Tenang aja Mas Asep...kita bakal melayani Mas Asep sepenuh hati” goda Eci dengan mata berbinar “Cieee Mas Asep jadi raja sehari nih” timpal Irma

(Episode 7) Pesta di Akhir Pekan : Tebak-tebakan di Malam Minggu

“Ah masa sih Mbak gak ada yang pernah naksir” ujar Asep “Yang ngedeketin ada sih beberapa, tapi aku kan pemalu hehe” jawab Dita sambil tersenyum tipis tapi masih memandang halaman belakang dengan hampa. Dua hari lalu Asep masih percaya kalau gadis manis itu memang pemalu. Tapi sekarang, yah, kontolnya sudah bersarang di memek gadis itu berkali-kali tanpa malu-malu. “Kalo naksir cowok?” “Hmm…Aku ngefans sama beberapa artis cowok juga sih…” “Yee bukan itu maksud sayah, mbak”

(Episode 8) Pesta di Akhir Pekan : Antara Hukuman dan Timun

Ari bergerak cepat, menyerahkan secarik kertas dan pulpen kepada masing-masing perempuan. “Oke, tulis nama dan jawaban masing-masing, urutan para cowok jatah kalian no.1 – 4, ayo cepat-cepat jangan lama-lama!” perintahnya Para gadis yang masih kepayahan terlihat agak enggan. “Yah Ari, kasih waktu dong” protes Dinda yang nafasnya masih sedikit memburu “Iiya nih, baru aja nyampe kita” tambah Irma Ari garuk-garuk kepala “Iya iya, 5 menit ya. Reza, itung waktunya” serunya ke Reza yang memegang stopwatch. Jejen duduk sambil mengocok kontolnya pelan, menjaga agar tetap tegak. Sedangkan Asep termangu melihat pemandangan empat gadis berjilbab tapi telanjang bulat yang sedang sibuk berpikir dan menulis. Seperti di kantor saja, pikirnya.

(Episode 9) Pesta di Akhir Pekan : Minggu pagi di Kamar Mandi

“Hoaahhhm…” Asep menguap, lalu mengucek mata melihat jam di layar HPnya. Berbeda dengan malam sabtu, tadi malam Asep tidak tidur terlalu larut. Dia juga tidak terkuras tenaganya, hanya ejakulasi satu kali di memek Dinda tadi malam. Dan dia tidur dengan nyaman di kasur empuk dengan selimut hangat. Sehingga pagi-pagi pun dia bisa bangun dengan badan segar. Hanya mengenakan celana pendek Asep keluar dari kamar. Dilihatnya ruang tengah tampak kosong. Kemarin Asep bangun di tengah tubuh-tubuh telanjang yang bergelimpangan di sana. Bahkan Eci masih ada kontol Reza tertancap di lubang senggamanya. Sekarang, ruangan itu tampak kosong dan bersih. Selain Reza dan Ari yang masih mendengkur berselimut sarung di dua sofa ruang tengah. “Hmm, serasa acara nginep yang biasa kalo gini suasananya mah” gumam Asep

(Episode 10) Pesta di Akhir Pekan : Serangan Mendadak

Asep dan Dita keluar dari kamar mandi mendapati Eci yang sudah memegang handuk. Melihat mereka berdua, Eci langsung tersenyum mengejek. “Mas Asep yaaa…Bilangnya mau mandi padahal aslinya enjot-enjotan sama Dita” ledeknya “Eh, beneran kok Mbak niat awal saya cuman numpang mandi ajah, cuman saya harus diajarin Mbak Dita buat nyalain showernya hehe” Asep membela diri

(Episode 11) Pesta di Akhir Pekan : Akhir Dari Akhir Pekan

“Hayu atuh kalo mau diterusin…” “Pindah aja yuk, jangan di sini” saran Asep sambil berdiri “Lho, kenapa emangnya?” “Yah, biar tenang aja hehe” Dinda akhirnya ikut berdiri menuruti saran Asep. Sebenarnya tujuan Asep biar yang lain tidak ada yang mengganggu mereka. Percuma dong sudah susah payah membuat Irma tepar dalam gelombang birahi kalau tiba-tiba ada yang lain ikut nimbrung. “Kita nyari kamar aja yuk” Asep memegang tangan Dinda dan mulai berjalan menjauhi yang lain “Di kamar atas aja yuk, kasurnya gede sama pemandangannya bagus” usul Dinda “Wah boleh juga tuh”

(Bonus Part 1) Pesta di Akhir Pekan

Bonus Chapter: Eksekusi Dinda (Part 1: Foreplay) “Sebagai pemenang, Mas Asep bakal dilayanin sama kita bertiga dan Dinda dapat tiga cowok sekaligus!” Seru Eci yang membuat jantung Dinda berdetak lebih kencang. Antara senang, penasaran, dan khawatir. Bagaimana tidak, selama ini Dinda belum pernah bermain seks segila itu. Sebelum Asep bergabung, jumlah cowok di grup itu lebih sedikit dari ceweknya. Dan Dinda kalah bersaing dengan Eci atau Dita yang lebih agresif. Jadi paling gila dia hanya pernah dihajar dua orang sekaligus, itu pun tidak full.

(Bonus Part 2) Pesta di Akhir Pekan

Bonus Chapter: Eksekusi Dinda (Part 2: Main Course) Dinda Fitriani Anjani kecil yang masih duduk di bangku SMP terbangun menjelang tengah malam. Tadi siang dia bekerja keras menjadi pagar ayu di pernikahan kakak perempuannya, dan juga membantu keluarganya di resepsi ala rumahan yang tanpa EO dan berlangsung sampai sore. Sehingga selepas maghrib Dinda tidur begitu saja setelah membersihkan make-up dan berganti baju. Terlewat makan malam, gadis cilik itu sekarang bangun dengan perut lapar.

(EPILOG) Pesta di Akhir Pekan

Dinda Hari senin setelah pesta itu. Di lorong kantor Dinda menyambut pacarnya Anto, yang membawa satu kantung plastik ukuran besar. “Tadi malem nyampe ke sini jam berapa? Kok gak ngabarin?” tanyanya sambil tersenyum manis “Tengah malem Yang, takutnya ngebangunin kamu…Nih” jawab Anto sambil memberikan kantung plastik yang dibawanya. “Asiiik oleh-oleh hehehehe” “Bagiin sama yang lain ya, ama gengnya si Jejen juga” “Hah, pasti abis sama mereka ini mah”

Vacation

Samudera Hindia, Saat ini. "Ray," Farah memanggilnya. "Ya," sahut Ray lirih. "Kau baik-baik saja? Naiklah ke atas papan ini biar sedikit mengurangi rasa dingin," ucap Farah dengan suara lemah.

Dita, Irma, dan Eci: Di Pantai Sepi

Hari itu Eci masuk ke kantor dengan wajah sumringah. Begitu Irma dan Dita datang, dia langsung menyambut mereka dengan heboh. “Gaaaaeeesss! Weekend ini kita ke sini yuk!” serunya sambil menunjuk layar HPnya “Apaan sih Mpok, baru juga dateng” tukas Dita Irma melihat foto di layar HP Eci “Hmm cantik pantainya Mbak, kayaknya masih sepi tuh. Dimana itu Mbak? Lombok? Bali?” Eci menggeleng, lalu dengan antusias menyebut daerah di pantai selatan Jawa Barat. Irma dan Dita terkesiap, lalu ikut heboh seperti Eci. “Waaahh deket banget! Boleh tuh!” “Segitu mah berani aku juga nyetir” klaim Irma Ya, ketiga gadis itu memang penggemar travelling. Tahun lalu ketiganya melanglang hingga ke luar pulau Jawa. Selain “pesta” rutin dengan para pria di kantor, mereka juga senang melepas stres dengan jalan-jalan. Ketiganya lalu menghampiri Dinda yang sudah sibuk mengetik. “Da, ikut yuk weekend ini ke pantai, naik mobilnya Irma” ajak Eci “Yah, aku mau jalan-jalan sama Anto mau ngerayain ultahnya dia” ...

EPISODE 1 : (Pembuka) Kesetiaan, Cinta, Integritas, dan Perselingkuhan

Perkenalkan, namaku Sofie, seorang istri berumur 34 tahun dari suamiku, Anandya, yang berumur 2 tahun lebih tua dariku. Kami sudah dikaruniai seorang anak perempuan yang sekarang berumur 6 tahun dan seorang anak laki-laki yang berumur 2 tahun. Pernikahan kami cenderung langgeng. Yang namanya konflik dan berantem itu sudah biasa dalam rumah tangga, tapi kami selalu bisa mengatasinya, dan ujung-ujungnya kami bisa berbaikan jika ada masalah.

EPISODE 2 : (Pertengahan) Kesetiaan, Cinta, Integritas, dan Perselingkuhan

Tepat sebulan sudah training ini berlangsung. Masing-masing sudah mulai memperlihatkan wajah mereka yang sebenarnya. Ada yang betul-betul tulus baik, ada yang betul-betul menyebalkan, ada yang sangat cari muka, pokoknya bermacam-macam deh. Bagaimana dengan anggota grupku? Bisa kubilang mengerikan. Mereka sih sebetulnya sangat baik-baik semua, tidak ada yang jahat. Tapiiii... Obrolan mereka tidak pernah jauh-jauh dari seks. Mereka selalu membicarakan hubungan seks mereka dengan pasangan hidup mereka masing-masing.

EPISODE 3 : (Klimaks) Kesetiaan, Cinta, Integritas, dan Perselingkuhan

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian itu. Ada yang berubah. Sejak hari itu, Pram tidak pernah bicara kepadaku. Aku pun juga tidak pernah bicara kepadanya. Biasanya kami saling mengobrol dan diskusi dalam banyak hal, terutama cinta. Sekarang kok rasanya hidupku hambar ya? Mungkinkah karena disini aku merasa seperti kesepian karena tidak ada keluargaku, sehingga mengandalkan Pram untuk menjadi teman curhatku? Ataukah memang cinta kepada Pram mulai bertumbuh di hatiku? Entahlah, aku juga tidak mau ambil pusing.

EPISODE 4 : (Penutup) Kesetiaan, Cinta, Integritas, dan Perselingkuhan

Telah beberapa bulan sejak perselingkuhanku dengan Pram yang betul-betul nyata itu terjadi. Akan tetapi, perselingkuhan itu tidak berhenti di hari itu saja, melainkan terus berlanjut. Sesekali, Pram yang datang ke kamarku, dan sesekali aku yang mendatangi kamar Pram. Semuanya kami lakukan di malam hari setelah training. Bukannya menyesal, tapi malah kami melakukannya dengan semakin bersemangat, dan saling mengekspos diri satu sama lain dan mencoba hal yang baru bagi kami.

Pengalaman Karina Dinas keluar kota (hijab series)

Perkenalkan, namaku Karina atau biasa di panggi Ririn. Orang tua-ku memang sudah membiasakan-ku untuk mengenakan hijab semenjak kecil. Walaupun mengenakan hijab, aku merupakan tipe wanita yang tidak bisa ketinggalan mode. Oleh karena itu aku selalu memperhatikan penampilan-ku, mulai dari pakaian mode terbaru sampai merawat tubuh.

Rumah Kontrakan (ending)

Paginya, Ece masuk ke kamar dengan memakai baju daster yang sangat minim. Bulatan payudaranya seperti mau tumpah saja karena saking ketatnya pakaian itu. Aku yang awalnya masih ngantuk, kontan langsung melek karena tertarik. Tapi.badanku juga terlalu capek untuk melayaninya setelah semalaman main dengan Mitha. Maka aku pun berguling untuk sedikit menyembunyikan tonjolan penisku yang ngaceng setiap pagi.

Antara PK, Akhwat, dan pare berotot (ending)

Pov Zulfikar Wuahhhh… capek juga ternyata padahal sudah naek pesawat gimana kalo jalan kaki? Bisa gempor nih kaki. Tiba dibandara ane putuskan naek ojek aja untuk sampe ke rumah. Sampe dirumah mama baru pulang ngajar dan masak makanan kesukaan ane yaitu gulai Tempoyak Ikan Gabus. Rasanya hemm… juara men gak kalah dengan masakan restoran khas palembang. Bagi yang belum tahu gulai Tempoyak ane jelasin dikit ya. Gulai Tempoyak itu salah satu makanan khas Sumsel lebih tepatnya dari suku Melayu, gak salah kalau Siti Nurhalizah menjadikannya sebagai salah satu makanan favoritnya. Salah satu bahan utamanya adalah daging buah durian matang yang di simpan dalam waktu lama hingga keluar aroma dan rasa asam dari daging buah durian warnanya pun berubah menjadi kekuningan. Biasanya kalo musim durian saat yang tepat untuk membuat bahan Tempoyak.

Hadiah ulang tahun yang mengejutkan

Hubunganku dengan Mei (baca ceriteraku sebelumnya, “Penghibur Hati Yang Sepi”) semakin hari semakin akrab. Hari-hari kami terasa indah. Wanita cantik dan seksi itu ternyata sangat liar kalau di atas ranjang. Nafsu seksnya besar dan terus menerus butuh pemuasan. Akupun dengan senang hati melayaninya. Apalagi ia sangat akrab dengan kedua anakku, Anita dan Marko. Mereka sering diajak jalan-jalan dan diberi hadiah. Melihat keakraban mereka aku berpikir, apakah Mei dapat menjadi ibu baru bagi mereka.

Pertukaran di Puncak - another story - part1

Liburan sekolah yang lalu kami membuat acara di puncak, disamping untuk mempererat persahabatan juga sekaligus memberikan refreshing pada anak anak setelah ujian sekolah. Kami bertetangga 6 keluarga berangkat bersama sama dengan 8 mobil dan menginap di villa yang besar dengan 3 paviliun dan 8 kamar tidur. Hari Sabtu kami berangkat bersama sama, jalanan arah Puncak sudah macet sejak keluar dari pintu toll, setelah berjuang dengan kemacetan 5 jam sampailah kami di Villa yang kami sewa tersebut, untunglah tidak terlalu jauh sehingga tidak perlu tersiksa lebih lama dijepit kemacetan.

Pertukaran di Puncak - another story - part2

Setelah berpakaian sewajarnya kami keluar kamar, ternyata Mas Surya dan istrinya sudah berada di teras depan Pavilliun, kami saling menyapa seolah tidak pernah terjadi apa apa diantara kami, semuanya berjalan normal separti biasa, tak ada rasa canggung ataupun segan, padahal diantara kami sudah saling menikmati pasangan masing masing. Bedanya, kini seringkali Mbak Eliz memandangku dengan sorot mata yang penuh gairah, dan kubalas dengan senyum penuh arti, tentu hal ini hanya kami berdua yang tahu. Mungkin juga hal yang sama dilakukan Mas Sur dan istriku.

Audisi Zaskia Adya Mecca

Zaskia Adya Mecca sedang menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Pagi itu dia berangkat ke rumah produksi milik suaminya dalam rangka pemilihan aktor yang akan membintangi film terbaru yang akan diproduseri sekaligus disutradarainya. Sementara Hanung, suaminya, sedang berada di Bandung, sedang riset lokasi sebuah film superhero baru yang akan shooting dalam waktu dekat, sementara Sybill anak mereka sudah dititipkan ke babysitter. Zaskia, setelah sukses membintangi film ‘hijab’ yang masih di bawah komando suaminya, sekarang tengah berencana membuat sebuah film lain yang bercerita tentang perjalanan seorang ustad muda, yang berdakwah dengan cara yang tidak biasa, dakwah yang dekat dengan anak muda dan kaum urban, dan para calon aktor tengah ditunggu untuk seleksi wawancara dengannya karena keputusan terakhir akan pemilihan adalah di tangan Zaskia, sebagai produser film ini, yang mana sekaligus merupakan penyutradaraan pertamanya.

Bercinta Dengan Linda dan Rika

Aku bangun kesiangan. Kulirik jam dinding…ah… pukul 8 pagi…Suasana rumahku sepi. Tumben, pikirku. Segera aku meloncat bangun, mencari-cari istri dan anak-anakku..tidak ada…Ahh…baru kuingat, hari Minggu ini ada acara di sekolah anakku mulai jam 9 pagi. Pantas saja mereka sudah berangkat. Istriku sengaja tidak membangunkan aku untuk ikut ke sekolah anakku, karena malamnya aku pulang kantor hampir pukul 4 pagi. Yah, beginilah nasib auditor kalo lagi dikejar tenggat laporan audit. Untung saja, ada anggota timku yang bisa mengurangi keteganganku. Ya, Agnes tentunya, yang semalam telah memberikan servis untukku. Baginya, bersetubuh dengan lelaki lain selain suaminya bukan hal yang tabu, karena dia sendiri juga tidak mempermasalahkan jika suaminya berkencan dengan wanita lain. Prinsip mereka, yang penting pasangan tidak melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri.

Para pencari xxx

Hari yang sangat melelahkan di kantor, acara bedah buku yang berlangsung dari pagi hingga siang membuat Aya lemas. Begitu sampai di rumah, dia langsung menghempaskan tubuh montoknya di sofa. Masih dengan memakai kemeja, hanya melepas sepatu dan kaos kakinya, ia tiduran telentang di sofa ruang tengah, depan televisi. Karena sejuknya hembusan udara dari AC yang disetel dingin, beberapa saat kemudian, dia sudah tertidur pulas. Di luar, terdengar suara motor ustad Ferry berhenti di depan rumah. Laki-laki itu baru pulang dari musholla. Haifa, istrinya, masih mampir sebentar di toko seberang jalan untuk beli sesuatu. Begitu masuk ke dalam, langkah sang Ustadz langsung terhenti.

Berbagi kamar

Di ulang tahun perkawinan ke tiga, kami kembali ke hotel itu. Tempat dimana kami melewatkan bulan madu di masa-masa awal pernikahan. Memang bukan hotel yang terbaik, namun jaraknya begitu dekat dengan pantai. Itu yang kami cari, dan yang kami sukai. Setelah mengurus segala sesuatunya di resepsionis, bergandengan tangan kami pergi menuju ke kamar. Tapi begitu kagetnya saat di dalam kami melihat masih ada koper di samping lemari, juga pakaian yang tergeletak sembarangan di sekitar ranjang. Ditambah suara seseorang yang sedang memakai kamar mandi, makin lengkaplah kebingungan kami. Harusnya kan kamar ini kosong!