Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017

Lukisan Kucing

Hingga hari ini, aku masih diliputi perasaan senang bercampur takut. Ini semua mengenai misteri yang mencakup seputar  kehamilanku. Atau  bisa juga dikatakan tentang hubungan seks dengan suamiku. Sebelum menceritakan pengalamanku ini, sebaiknya aku ceritakan sekilas tentang latar belakangku. Panggil saja aku Mirza, wanita berusia 30 tahun. Sudah menikah  selama 6 tahun, dan memiliki anak yang masih berusia  6 bulan. Lucu dan imut  banget. Aku mantan  guru sekolah dasar, tapi sekarang ini aku  mengabdikan diri  seutuhnya  untuk mengurus anak dan rumah tangga. Aku lahir di kota Yogya,  dan dibesarkan dalam keluarga yang  religius. Sehari-hari aku berjilbab,  Penampilanku anggun dengan tubuh padat berisi yang selalu terbungkus gamis panjang dan jilbab lebar, semakin menambah kecantikanku. Tubuhku yang montok kadang tercetak jelas di balik kain jilbabku. Meski cenderung alim, namun di balik semua itu, aku tetaplah seorang wanita ...

Serigala Berbulu Domba

”Rif,  carilah istri lagi,” kata Zia. “Gila, Kamu! Apa maksudmu?!” sahut Rifa’i keras. Mata Zia berkaca-kaca, dadanya yang besar berdegub keras, tangannya sibuk memainkan jilbab  biru mudanya. Rifa’i memandang lurus tepat di bola mata Zia, mencari-mencari apa yang ada dalam pikiran wanita cantik itu, istri tercintanya. Tiba-tiba Zia terisak pelan, meracau bebas. “Aku ikhlas, Rif. Aku ridho. Aku mau di madu.” Setelah kalimat terakhir, Zia menangis lebih keras lagi. Kali ini tersengal-sengal. Rifa’i memegang bahu Zia, matanya tak lepas menatap Cintanya. “Zia, kamu ngomong apa sih, Sayang?” kali ini nada suara Rifa’i melunak. “Rif, tidak pahamkah kamu, berapa lama kita menunggu-nunggu buah hati? Tak juakah kamu tahu, betapa aku sudah tidak mampu lagi mendengar pertanyaan dari  Abah dan Umi, begitu juga Ibu dan Bapakmu, kakak-kakak iparmu, belum lagi para tetangga yang bergunjing? Sebelas tahun, Rif…” kata-kata Zia tercekat di leher. Wajahnya tiba-tiba memerah, kali ini ...

Memuaskan Obsesi

Memang, sudah lama Dudit putus sama Bella, tapi dia masih belum bisa melupakan gadis cantik itu, padahal kini dia sudah punya pacar baru: si Citra, yang tak kalah semok dan bahenol. Entah kenapa bayangan Bella seperti tak mau hilang hingga menimbulkan iseng di hati Dudit untuk mendatangi si cantik yang sekarang berstatus mantan itu. Aneh, tapi nyata. Tapi ini sungguh-sungguh terjadi. Serasa ini sudah jadi semacam obsesi bagi Dudit. Sepanjang mereka bersama. Walau resminya pacaran, Bella selalu berkata 'tidak', 'tidak', dan 'tidak' pada Dudit. Padahal hanya minta cium doang. Beneran itu bikin penasaran. Sekarang setelah putus, adakah rasa kehilangan itu?

Kantor Edan

Setelah terjadi skandal yang menggemparkan, dan masuk koran pula, salah seorang petinggi PT. Ka Ling Kho Lang bunuh diri, perusahaan itu diomongin banyak orang. Jadi, pas hari ini janda mendiang petinggi itu mendatangiku, aku sempat ragu juga. "Hah? Saya diminta memimpin perusahaan PT. Ka Ling Kho Lang? Itu tuh perusahaan Tionghoa?" "Ya jelas Jawa-lah, Mas," kata si janda. Terus saja dia merayu-rayu. Cantik juga tuh janda muda. Umurnya, aku taksir paling 35-an gitu deh. Tapi... tampilannya kayak artis banget. Ramping kayak peragawati. Orang pasti nggak nyana kalo dia udah punya anak dua. Dari semula menolak keras, akhirnya aku pun luluh. "Bu, saya belum pasti terima ya. Tapi cobalah, saya tanya dulu: kenapa saya diminta ke sana?"

Tulalit

"Hah? Klien kita minta meeting hari jumat? Tapi itu kan jumat terakhir... waduh, masa orang lain udah pada libur, kita meeting disini?" aku protes ketika Anna melapor. Ini kurang masuk akal. Si tengil Anna sedakep saja, membuat susunya yang sudah gede itu jadi tambah gede. Tidak menyahut sama sekali. "Bener klien kita minta begitu?" ulangku memastikan. "Kliennya orang Madura," jawab Anna nggak nyambung. "Gue cium lu, An! Yang bilang kliennya dari Mexico tuh sapa?!" aku geregetan. "Iya kok, bener. Kliennya orang Madura!" ulang Anna, tetap merasa tak bersalah. "Iya-iya, saya tahu pak dirutnya itu orang Madura, tapi apa hubungannya?!" tanyaku. Cantik-cantik kok ngeselin nih anak buah satu.

Jay: Bachelorette Party

Siang itu baru istirahat siang setelah kuliah. Aku duduk di kantin, menikmati gado-gado bersama Liz, sahabatku. “Jay, minggu nanti, kamu datang ke nikahannya Anggit?” “Hah! Dia udah mau nikah? Gila! Kuliahnya aja belum rampung.” “Yee, gak papa kali, calon suaminya aja udah mapan.” “Mapan?” “Iya, biar umurnya 15 tahun lebih tua.” Anjrit, oom-oom! batinku. “Duh, cowonya Anggit itu, udah mapan, romantis pula. Pengen deeeh...” “Aku juga romantis kok.” kataku. “Masa iya?” “Romantis: ROkok MAkaN graTIS." lelucon lama.

Di Sini Panas Ya...

Suntuk karena pisah dengan Sari setelah berantem hebat, aku jadi sering merenung. Ingin rujuk, tidak tahu caranya. Di kantor pun aku sering merenung sambil ngumpet di balkon presdir. Eh, tahu-tahu... hari ini, pas lagi di balkon presdir, ada suara gerabak-gerubuk. Waduh, ternyata presdir membawa kekasih gelapnya! Gawatnya lagi, tidak lama mereka cap-cip-cup, muncul istri resminya! Lha... udah, ngibritlah sang selingkuhan. Ndilalah, dia ngumpet di balkon juga. Bersamaku! "Lho, ada orang di sini?!" katanya sambil membenahi bajunya yang kedodoran. Sempat kulihat payudaranya yang bulat besar mengintip malu-malu dari balik kancing baju. "Iya, Mbak. Saya Bejo... di sini panas ya?" godaku dengan menyeringai. "Iya sih, panas...” dia membenarkan. “Di balkon nggak ada AC." katanya.

Tetangga Sebelah

“Croop… croop… croop...” begitulah suara kelaminku yang beradu dengan kelamin mas Herry. “Ah, Lin, goyanganmu semakin lincah aja… oughh…” mas Herry menindihku dan memelukku erat sekali. Nampak kalau dia benar-benar menikmati goyanganku. “Ough… oouuhh…” aku mendesah dalam pelukannya. “Aghh… Lin… agghhh…” kini mas Herry semakin cepat menggoyang pinggulnya, menghujamkan kemaluannya ke liang kelaminku. Akupun merasa nikmat saat kelamin mas Herry bergerak di dalam liang kelaminku. Kuimbangi gerakannya dengan ikut bergoyang memutar-mutar pinggulku, membuat suamiku itu semakin mendesah keenakan. “Ahhh… wuuaaaahhh…” tiba-tiba goyangan mas Herry menjadi semakin cepat, nafasnya semakin berat, pertanda dia akan mengalami orgasme sebentar lagi. “Oh, jangan dulu!” ucapku dalam hati, aku masih ingin menikmati permainan ini sedikit lebih lama. Tetapi terlambat, mas Herry nampaknya sudah tak tahan lagi. Orgasmenya pun tiba.

Pulau Putri Duyung

Matahari bersinar di pantai berpasir putih saat gelombang laut mendorong lembut sebuah sekoci ke tepi pantai. Satu-satunya penumpang yang ada di sekoci itu terbangun ketika lunas perahu terhentak menyentuh tanah. Tom menoleh ke kanan dan ke kiri, dia nampak kehilangan arah. Pikirannya dengan bingung mencoba menebak-nebak telah berapa lama ia terapung-apung di laut lepas, dia juga tidak punya bayangan di mana ia sekarang berada. Yang dia tahu adalah bahwa hanya keajaiban yang membuatnya masih tetap hidup.

4 Hearts & A Fool - Red October

"Sssshhhh...aaaahhhh....enakk sayangg...ssshh...duhhh dah lama nih aku gak kamu sentuh...hihihi...ssshhh...aahhhhhh" Desahan dan rintihan bidadari gue yang paling imut, Olivia, saat tubuh telanjangnya yang mengkilat karena peluh yang cukup membasahi sekujur tubuhnya - yang tetap seksi walau baru 3 bulan lalu melahirkan putri kedua kami, Erfina Putri Raoli - sedang bergerak liar menyambut sodokan-sodokan batan junior gue di dalam liang kemaluannya, yang tanpa henti terus mengempot-empot meremasi batang gue.

Wiwid Gunawan dan Pengantar Makanan Yang Beruntung

Cuaca mendung menyelimuti kota bandung, didalam kamar yang ada pada sebuah rumah megah berlantai dua berpilar besar dan memiliki halaman luas serta kolam renang dibelakang rumah itu, terbaring seorang wanita dewasa berumur sekitar 30an yang tengah menikmati tidur siangnya. Ia hanya memakai sebuah gaun tidur tipis sepaha yang menutupi tubuhnya. Payudara besarnya yang berukuran 32 c itu seakan tak mampu tertutupi oleh pakaiannya, mengintip dari bagian leher baju itu yang berpotongan sangat rendah.